Wagub Sani Sebut Ketoprak Bayu Manggolo Wujud Lestarikan Budaya

JAMBILIFE.COM – Kesenian Ketoprak Bayu Manggolo, adalah salah satu wujud untuk melestarikan budaya Indonesia. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jambi (Wagub) Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I saat menyaksikan Pagelaran Seni Drama Ketoprak “Bayu Menggolo” dalam rangka memperingati 1 Muharram 1447 H Paguyuban Jawa Jambi Wisnu Murti, Kabupaten Muaro Jambi, di Lapangan RT 18 Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Senin (7/7/2025) malam.

“Saat ini bersama kami dalam menikmati ketoprak maupun wayang kulit. Memang, secara umum, sisi lain dari hal tersebut adalah tantangan, namun kami senantiasa berupaya untuk melihatnya dari sudut pandang yang objektif. Dua pandangan yang seringkali kita saksikan dan sajikan dalam pagelaran wayang kulit, termasuk ketoprak, sejatinya mengandung banyak nilai positif dalam upaya kita bersama mewariskan nilai seni dan budaya Indonesia,”.

“Perlu diketahui bahwa dalam wayang kulit terdapat tokoh-tokoh yang sesungguhnya menggambarkan berbagai aspek dari sifat dan tabiat yang ada di alam semesta ini, kita dapat menyimpulkan bahwa meskipun sempat terjadi perselisihan, bahkan pertengkaran atau pertempuran, pihak yang menang selalu memiliki karakter yang positif,” ujar Wagub Abdullah Sani.

Baca Juga :  Wagub Sani Optimis Program Karya Bakti Gerakan Jumat Bersih Tingkatkan Kepedulian Masyarakat

Menurut Wagub Abdullah Sani, untuk kepentingan bersama dalam membangun negara, bangsa, dan daerah, serta membangun masyarakat, pihaknya mengusulkan agar semua memberikan contoh dan meneladani hal-hal positif, serta secara bersama-sama menghindari hal-hal negatif. Meskipun dirinya diakui Wagub Abdullah Sani berasal dari Madiun, karena kelahiran di Jambi, dirinya kurang memiliki pemahaman mendalam mengenai ketoprak.

“Namun, kami berasumsi bahwa ketoprak merupakan bagian dari seni dan budaya yang patut kita apresiasi. Hal ini merupakan bagian dari sejarah yang perlu kita ketahui dan pahami,” sebutnya.

Dikatakan Wagub Abdullah Sani, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat perbedaan signifikan dalam pemahaman sejarah di kalangan generasi muda saat ini, khususnya terkait tokoh-tokoh seperti Joko Tingkir.

Tercatat bahwa pengetahuan sejarah, yang sebelumnya diajarkan secara komprehensif di tingkat pendidikan formal, kini menunjukkan penurunan pemahaman. Sebagai contoh, informasi mengenai asal-usul Kabupaten Sarolangun dan Bangko, yang seharusnya menjadi bagian dari pengetahuan dasar, juga kurang diketahui. Hal ini mengindikasikan adanya tantangan dalam hal pengetahuan dan wawasan generasi penerus.

Baca Juga :  Dikunjungi Wali Kota, Keluarga Almarhum Ketua RT 23 Terima Santunan dari Pemkot Jambi

“Kami berpendapat bahwa hal ini juga relevan dengan cerita ketoprak yang akan dipentaskan malam ini, yang berjudul “Rebutan Jompo Joyoboyo”. Meskipun terkesan sederhana, setelah kami lakukan penelusuran dan diskusi, cerita ini memiliki makna yang mendalam, terutama karena berkaitan dengan kitab yang diperebutkan sebagai pedoman hidup,” kata Wagub Abdullah Sani.

“Saya berharap, Pagelaran Seni ini tidak hanya menjadi acara seremonial semata, namun juga sekaligus menjadi ajang silaturahmi yang dapat mempererat jalinan kekeluargaan, sehingga Perkumpulan Jawa Wisnu Murti menjadi ikatan yang kuat, tidak hanya sekedar saling bersalaman, namun juga saling membantu dalam memajukan organisasi sekaligus berpartisipasi dalam pembangunan daerah,” tambahnya.

“Dalam kehidupan majemuk bermasyarakat, saya berharap, Wisnu Murti Kabupaten Muaro Jambi dapat terus memberikan kontribusi sosial yang positif dalam menanamkan nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan harmoni masyarakat baik secara internal maupun eksternal.

Baca Juga :  Pabrik Sawit PT PAL di Muaro Jambi Disita Kejati Jambi

Sehingga Provinsi Jambi dapat terus menjadi provinsi yang dapat menaungi segala suku bangsa, ras, agama, dan golongan menjadi satu kesatuan Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Kepala Desa Tangkit Supadi, S.Pd menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah hadir pada malam hari ini untuk bersilaturahmi di arena ini.

Supadi juga mengatakan bahwa Ketoprak Bayu Manggolo merupakan dedikasi untuk melestarikan budaya yang mulai memudar di provinsi ini, khususnya di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam.

“Jika bukan kita yang merawat dan memastikan kelestariannya, lantas siapa lagi. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh jurnalis yang telah berkontribusi, sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik,” ujarnya.

Turut serta mendamping Wagub Sani dalam kegiatan Kepala Bappeda Provinsi Jambi, Kepala BPKPD dan OPD terkait lainnya serta tamu undangan. (diskominfo provinsi jambi)

Tinggalkan Balasan