JAMBILIFE.COM – Hari raya Idul Fitri 1446 H/2025, menjadi lebaran yang tak pernah terbayangkan oleh warga yang tinggal di RT 10 Kelurahan Simpang IV Sipin Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Di tengah suara takbir yang menggema dari masjid maupun langgar, warga setempat justru berjibaku dengan banjir yang memasuki rumah mereka.
Hujan deras yang turun Minggu (30/3/2025) sehari jelang lebaran, membuat air dari anak sungai dan selokan melimpah dan membanjiri rumah-rumah warga. Peralatan rumah tangga yang telah dirapikan dan dibersihkan untuk menyambut lebaran, terendam oleh air kuning kecoklatan yang memasuki rumah mereka dengan ketinggian pinggang orang dewasa.
Sementara itu, disaat yang lain menikmati malam takibran dengan suka cita, mereka justru disibukkan dengan membersihkan rumahnya.
Malang tak bisa ditolak mujur tak bisa diraih. Senin (31/3/2025) pagi disaat semua warga ingin menunaikan salat Idul Fitri, tiba-tiba hujan deras kembali turun di Kota Jambi.
Kecemasanpun tak terelakan, air kembali melimpah dari selokan dan membanjiri puluhan rumah warga. Masjid Amaliyah yang berada di kawasan tersebut, juga tak luput dari banjir dadakan itu.
Suasana yang tak pernah terpikirkan apalagi diharapkan oleh warga, jika kawasan rumah mereka yang sudah puluhan tahun ditempati itu, kini menjadi kawasan yang selalu terdampak banitu jika hujan deras mengguyur.
Tentunya, Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025, menjadi lebaran pertama kalinya bagi mereka dalam kondisi kebanjiran.
Diduga, banjir yang terjadi dampak dari bangunan Jambi Business Center (JBC) di sekitar pemukiman warga setempat.
“Kalau untuk air mulai naik sekitar pukul 06.00 Wib ketika hujan sedang lebat. Kalau untuk ketinggian rata-rata 50 cm banjir yang merendam rumah dan termasuk di dalam Masjid Amaliyah ini,” kata Pengurus Masjid Amaliyah PKDP, Fikri.
Dikatakan Fikri, akibat adanya pembangunan JBC, kawasan mereka sering mengalami banjir setiap kali hujan deras mengguyur.
“Padahal ini masjid, sudah kami renovasi ulang, sudah kami naikan ketinggian mencapai satu meter, tetapi banjir kali ini masih masuk ke dalam masjid. Itu rumah-rumah warga juga pada terendam semuanya kemungkinan ada puluhan rumah juga ikut terendam, ini semua karena adanya bangunan JBC itu yang membuat kami warga di belakang bangunan itu mulai dari rumah dan tempat ibadah terdampak banjir,” paparnya.
Menurut Fikri, bangunan JBC itu sebelumnya adalah kawasan resapan air. Sebab, ada anak sungai besar yang mengaliri air di lokasi itu sehingga tidak ada terjadi banjir. Namun, semenjak adanya pembangunan JBC yang diresmikan Gubernur Jambi Al Haris membuat semua warga ikut terdampak banjir.
“Kami bukan mau menyalahkan JBC tetapi memang semenjak adanya bangunan JBC, permukiman rumah warga yang ada di belakang bangunan itu sering terdampak banjir. Apalagi kolam retensi yang dipersoalkan di JBC itu juga tidak dibangun yang membuat banjir sering terjadi,” jelasnya.
Dari catatan, jika hujan deras terjadi di Kota Jambi, ada sejumlah titik yang selalu menjadi langganan banjir. Seperti di daerah Kenali Asam Bawah, Jelutung, Telanaipura, dan di sejumlah titik lainnya. Bukan hanya pemukiman, tapi di beberapa titik jalan protokol juga menjadi langganan banjir. Seperti di Jalan Pattimura (Simpang Mayang dan Simpang Telanai), Jalan Surya Darma, Pal VII. (*)