Oleh: Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd Guru Besar UIN STS Jambi)
Historis Pelabuhan Muara Jambi sebagai Dermaga Dunia
Pelabuhan Muara Jambi memiliki akar sejarah panjang yang merekam kejayaan perdagangan maritim masa lalu. Pada abad ke-11 hingga ke-13, wilayah ini menjadi dermaga penting Kerajaan Melayu dan Sriwijaya, pusat aktivitas ekonomi yang terhubung dengan India, Tiongkok, dan Timur Tengah.
Temuan arkeologis di kompleks Candi Muara Jambi memperlihatkan bahwa kawasan tersebut bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan dan pelabuhan ekspor komoditas rempah serta emas dari pedalaman Sumatera (Rahman, 2023, hlm. 47).
Nilai historis ini menjadi pijakan moral sekaligus ekonomi bagi Provinsi Jambi untuk membangun kembali kejayaan maritim berbasis produksi dan hilirisasi modern.
Produksi dan Hilirisasi: Arah Baru Pelabuhan Muara Jambi
Revitalisasi Pelabuhan Muara Jambi kini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Berdasarkan data Bappeda Jambi (2024), kontribusi logistik dan transportasi terhadap PDRB baru mencapai 6,4%, sedangkan sektor pertanian dan perkebunan mendominasi 27%.
Peluang nilai tambah dapat muncul jika pelabuhan ini menjadi pusat ekspor hasil produksi lokal.
Komoditas unggulan Jambi yang potensial dikembangkan antara lain:
1. Kelapa sawit, melalui industri oleokimia dan biodiesel.
2. Karet alam, melalui industri ban dan sarung tangan medis.
3. Batubara dan pasir kuarsa, melalui industri gasifikasi dan material konstruksi.
4. Perikanan sungai Batanghari, melalui olahan ekspor beku dan pengalengan.
BPS (2024) mencatat, ekspor sawit Jambi mencapai 3,2 juta ton per tahun, sedangkan karet 680 ribu ton. Namun 60% ekspor itu masih dikirim melalui pelabuhan luar provinsi seperti Tanjung Priok dan Batam, sehingga biaya logistik meningkat hingga 18% (Kemenhub, 2023).
Dengan beroperasinya Pelabuhan Muara Jambi, rantai distribusi bisa dipersingkat dan menumbuhkan industri hilir yang menyerap tenaga kerja lokal, selain turunannya yang sangat strategis, mengisi ruang kawasan ekonomi baru bagi masyarakat.
Belajar dari Pelabuhan Dunia dan Nasional
Sejumlah pelabuhan dunia telah membuktikan bahwa pelabuhan bukan sekadar gerbang logistik, melainkan pusat nilai tambah.
Pelabuhan Rotterdam di Belanda, misalnya, berhasil mengintegrasikan pelabuhan dengan kawasan industri petrokimia dan teknologi tinggi, hingga menyumbang lebih dari 70% ekspor nasional (Constante et al., 2023).
Pelabuhan Singapura menjadi contoh pelabuhan cerdas yang menggabungkan digitalisasi dan efisiensi ekspor-impor melalui sistem smart port ecosystem, menghasilkan peningkatan efisiensi logistik hingga 25% (Dewiatena & Bahagia, 2023).
Sementara Pelabuhan Busan, Korea Selatan, tumbuh menjadi klaster maritim global dengan industri galangan kapal dan riset energi bersih (Lu, 2024).
Di Indonesia, Tanjung Priok, Batam, dan Tanjung Perak mulai mengarah pada konsep industrial port cluster dengan kolaborasi BUMN dan swasta.
Batam bahkan berhasil menarik investasi manufaktur elektronik senilai USD 1,2 miliar pada 2024 karena akses pelabuhannya efisien (Kemenhub, 2024).
Belajar dari contoh ini, Pelabuhan Muara Jambi harus dikembangkan bukan hanya sebagai pintu keluar barang, tetapi juga pusat produksi dan industri pengolahan yang terhubung dengan riset dan pendidikan tinggi lokal dan nasional.
Hal ini memberi peluang, selain berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi juga pengembangan SDM di provinsi Jambi.
Langkah Strategis Jambi untuk Menyambut PSN Pelabuhan Muara Jambi
Agar proyek pelabuhan ini berdampak nyata, Pemerintah Provinsi Jambi perlu menempuh beberapa langkah konkret:
1. Menyusun Master Plan Produksi dan Hilirisasi Daerah, fengan melibatkan perguruan tinggi, pelaku industri, dan pemerintah pusat.
2. Membangun Kawasan Industri Maritim (KIM) di sekitar Muara Jambi sebagai pusat pengolahan sawit, karet, dan hasil sungai. Di samping sebagai pusat Kawasan Ekonomi Baru Strategis.
3. Digitalisasi Rantai Pasok, mengikuti praktik smart logistics seperti di Singapura dan Busan, serta beberapa pelabuhan yang sukses lainnya.
4. Penguatan SDM Lokal, melalui program vokasi pelayaran, manajemen logistik, dan teknologi serta penguatan di hilir, serta penguatan lembaga pendidikan tinggi sebagai mata rantai pengembangan akademik, wadah penyiapan SDM lokal.
5. Kemitraan Hijau, memanfaatkan energi terbarukan dan pelabuhan ramah lingkungan sebagaimana diarahkan dalam Blueprint Pelabuhan Nasional 2045 (Kemenhub, 2025).
Bappeda Jambi (2025) menilai, apabila pelabuhan ini mampu mendorong kenaikan ekspor daerah minimal 10%, maka kontribusi terhadap PDRB bisa meningkat hingga Rp 12 triliun per tahun. Itu akan menjadi lompatan besar bagi ekonomi di Provinsi ai Jambi.
Membangun untuk Rakyat, Bukan untuk Sesaat
Pembangunan Pelabuhan Muara Jambi tidak boleh berhenti pada seremoni infrastruktur. Ia harus menjadi simbol kebangkitan ekonomi maritim yang berakar pada sejarah dan berpijak pada kepentingan rakyat.
Dengan dukungan riset, industri hilir, dan kebijakan daerah yang pro-produksi dan hilirisasi, Muara Jambi berpeluang menjadi “Rotterdam-nya Sumatera.”
Seperti diungkap Siddique (2025), pelabuhan modern adalah cermin kedewasaan bangsa mengelola sumber daya dan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan bersama.
Referensi:
Bappeda Provinsi Jambi. (2024). Laporan PDRB Provinsi Jambi. Jambi: Bappeda.
Bappeda Provinsi Jambi. (2025). Rencana Strategis Ekonomi Maritim Daerah. Jambi: Bappeda.
BPS. (2024). Statistik Ekspor-Impor Provinsi Jambi. Jakarta: BPS RI.
Constante, S., et al. (2023). Innovation Ecosystems in Ports: Rotterdam and Valencia. Journal of Shipping and Trade, 8(1), 33–54.
Dewiatena, R., & Bahagia, D. (2023). Comparative Study of Port Business in Shanghai, Singapore, Busan, and Rotterdam. Journal of Shipping and Harbor, 7(2), 45–62.
Kementerian Perhubungan. (2023). Blueprint Pelabuhan Nasional 2045. Jakarta: Kemenhub.
Kementerian Perhubungan. (2024). Data Investasi Pelabuhan Indonesia. Jakarta: Kemenhub.
Lu, B. (2024). The Sustainable Development of Port Group: Evaluation and Management. Singapore: Springer.
Rahman, F. (2023). Muara Jambi dalam Lintasan Jalur Sutra Maritim. Jambi: UIN STS Press.
Siddique, T. (2025). Port Cities: Uniting Land and Water Worlds. Singapore: Lee Kuan Yew Centre for Innovative Cities.
																						










