Kejagung Setujui Kasus Penganiayaan yang Ditangani Kejari Jambi Dihentikan dengan Restorative Justice

JAMBILIFE.COM – Kasus penganiayaan dengan tersangka Nur Asiah, yang sedang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Jambi, dihentikan penuntutannya.

Hal tersebut dipastikan setelah Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi, Dr Hermon Dekristo, bersama Asisten Tindak Pidana Umum (Aspidum), Koordinator, serta para Kepala Seksi di bidang Pidum Kejati Jambi, menghadiri ekspose penghentian penuntutan berdasarkan Keadilan Restorative Justice (RJ) melalui video conference dengan Direktur A pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung ((Jampidum Kejagung) RI, Nanang Ibrahim.

Baca Juga :  Ari Ambok, Sang 'Justice Collaborator" Kasus Narkotika di Jambi Divonis 9 Tahun Penjara

Ekspose tersebut membahas permohonan penghentian penuntutan terhadap tersangka Nur Asiah Binti Ridwan dari Kejaksaan Negeri Jambi, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHPidana tentang penganiayaan.

Penghentian penuntutan ini dilakukan berdasarkan Peraturan Jaksa Agung RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif, yang menitikberatkan pada penyelesaian perkara secara damai antara pelaku dan korban, dengan pendekatan yang humanis serta berorientasi pada pemulihan kembali hubungan sosial di masyarakat.

Dalam forum video conference tersebut, Jampidum Kejaksaan RI bersama jajaran Kejati Jambi menilai bahwa perkara memenuhi syarat penghentian penuntutan berdasarkan RJ, setelah adanya kesepakatan damai antara pelaku dan korban, serta pemulihan dampak akibat tindak pidana yang terjadi.

Baca Juga :  Mencari Keadilan, Lukman Mengadu ke Propam Polda Jambi

Sampai dengan bulan Mei 2025, Kejaksaan Tinggi Jambi telah berhasil menyelesaikan 8 perkara melalui pendekatan Restorative Justice, sebagai bentuk komitmen terhadap penegakan hukum yang tidak hanya bersifat represif, tetapi juga solutif dan memulihkan.

Restorative Justice merupakan langkah progresif dalam sistem peradilan pidana Indonesia, dengan harapan dapat menciptakan keadilan yang berkeadaban, memperkuat nilai kemanusiaan, serta menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat.(*)